Sabtu, 19 Mei 2012

Perkembangan yang tak terasa

Kulihat sebuah hamparan terik
Tanpa ada gradasi hijau di pinggirnya
batang-batang yang kian kusam
membuat kering relung perjalanan ini



Memang belum cukup lama kuro meninggalkan rumah untuk studi dan tinggal di asrama. Rumah sama asrama ga jauh-jauh amet sih, tapi selama ini emang jarang pulang (-_-"). Tapi sekalinya pulang, kuro melihat beberapa perubahan menyangkut kondisi fisik seperti perumahan dan lingkungan.
Sepanjang Cicaheum hingga cibiru saja (ceritanya di Bandung), beberapa yang sebelumnya lahan kosong menjadi perumahan. Banyak pohon juga yang ngilang ga tau kemana. Ga yakin apa ditebang sengaja, ditebang gara-gara ngeganggu kabel listrik, atau emang ditebang ama pemkot. Namun, sayangnya hal ini bikin ga enak pengguna jalan. Panas... T.T


Nah... kalo kita amati, sudah sewajarnya pembangunan itu meningkat dari waktu ke waktu, perubahan kuantitas dan kualitas pasti terjadi. Hal ini tentu ada kaitannya dengan kondisi ekonomi setempat. Namun -sekali lagi-, sayangnya lingkungan lah yang menanggung risiko cukup besar.

Ekonomi dan lingkungan memiliki keterkaitan. Ekonomi akan tumbuh selama lingkungan mampu memberi pasokan SDA. Sulit sekali menyeimbangkan kedua aspek tersebut.
Pada dasarnya, untuk meningkatkan atau hanya mempertahankan ekonomi, manusia akan mengeksploitasi lingkungan. Padahal lingkungan disamping memberikan SDA, ia juga memberikan banyak service pada manusia, misalnya menjadi produsen oksigen, menjaga tanah, stabilitas ekosistem, menjaga siklus hidrologi, dll.
Jika dilakukan sebaliknya, lingkungan menjadi superior tentunya sulit sekali untuk menggali ekonomi jika bukan dari lingkungan. Lingkungan dan Ekonomi selama keberjalanannya memerlukan titik equilibrium (puncak). Selama berada di titik tsb. lingkungan tetap dieksploitasi namun tetap terjaga sedangkan ekonomi dapat meningkat meskipun perlahan.

Permasalahan utama yang akan kita hadapi yaitu, bagaimana jika lingkungan sudah tak mampu lagi memberikan SDA bagi kita. Apakah ekonomi akan turun?
Menurut kuro sendiri, iya dan di samping itu kita akan membayar mahal untuk memperbaiki lingkungan itu sendiri. Bisa saja lebih mahal daripada apa yang kita peroleh.
Analoginya seperti ini. Lingkungan dieksploitasi sampai maksimum. Lalu ekonomi akan maju. Nah ketika sudah habis, lingkungan tsb. dibina lagi. Pembinaan lingkungan mampu menghabiskan ekonomi yang selama ini tercapai. Rugi kan?

Memang lebih baik adalah memajukan ekonomi tanpa merusak lingkungan.
2 hal yang saling terikat namun bertolak belakang dari segi profit.

Satu hal yang peru kita renungi adalah...
Perusakan lingkungan terjadi secara cepat, tapi pemulihannya tidak.
Terkadang hal ini tidak semua orang rasakan.
Sebagian besar orang tahu tapi tidak merasakan.
Kebanyakan orang merasakan tapi tidak mengerti.
Banyak orang yang mengerti tapi tidak peduli.
Namun hanya beberapa yang peduli....
Akankah kamu peduli???


Kuro ga akan kasih step, cara, atau apapun. (Banyak kok tinggal tanya, googling, baca buku, dll.)
Karena yang perlu kita mulai gerakkan adalah hati dan pemikiran kita.
Selama ada kemauan pasti ada jalan
Jalannya terhalangi? dapat kita dobrak
Ga ada jalan? bisa kita buat
Percayalah hati kita yang menentukan jalan tersebut.



Okei, ini sepertinya kejauhan ya... 
padahal cuman menyusuri jalan saja
-_-?


maybe other time... coming with next issue
hahay