Cinta...
Cinta itu merupakan sebuah kata yang tiada habisnya bila dikaji sedalam apapun. Tentunya hal ini dikarenakan cinta yang kuatnya tidak terbatas. Mulai dari cinta yang tak logis (cinta monyet, CLBK, dll.), cinta yang tak ternilai (cinta orangtua terhadap diri kita), hingga cinta yang begitu murni (cinta Tuhan terhadap makhluk-Nya).
Menurut saya, sulit sekali menentukan apa definisi dari cinta itu sendiri. Beberapa mengatakan bahwa cinta itu kasih sayang, cinta itu tak dapat dijelaskan secara lisan, cinta itu tak terbatas, dll. pokonya definisi saya serahkan pada para pembaca sendiri. Namun, yang perlu dikaji bukanlah definisi, melainkan ilmu tentang cinta itu sendiri. Jika kita sudah mengetahui ilmunya insya allah tidak terjerumus yang enggak-enggak.
Bagaimana cinta bekerja...
Cinta itu termasuk salah satu proses biologis dalam diri manusia. Perasaan cinta itu dimulai ketika seseorang mulai memproduksi senyawa pemikat dalam dirinya. Senyawa ini merupakan hormon feromon. Istilah feromon berasal dari bahasa Yunani yaitu “phero” yang artinya “pembawa” dan “mone” “sensasi” (feromon = pembawa sensasi). Senyawa feromon sendiri didefinisikan sebagai suatu subtansi kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Senyawa feromon biasanya dihasilkan oleh kelenjar endokrin pada ketiak, telinga, hidung, mulut, kulit, dan kemaluan. (Feromon aktif bila seseorang telah akil balig). Feromon memiliki efek yang hampir sama dengan zat-zat narkotika. Dapat menyebabkan kita merasa addicted terhadap lawan jenis. Oleh karena itulah, bila kita dalam keadaan dimabuk cinta, feromon lebih aktif diproduksi, lalu dalam benak kita selalu terbayang sosok cowok/cewek yang jadi inceran kita.
Feromon bekerja dengan melepas bau dari tubuh kita, bisa juga dari keringat, dll. Setiap manusia memiliki bau (feromon) yang khas. Bagaikan sidik jari, feromon masing-masing orang berbeda. Nah, lawan jenis yang merasakan feromon dari tubuh kita akan merasa tertarik dengan kita. Feromon merupakan sinyal kimia yang berada di udara
yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh vomeronasalorgan (VMO) di dalam indra pencium. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh kalenjar hipotalamus di otak. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis.
Jadi jangan salahkan kalau kecengan kita ga suka ama kita atau malah lebih suka sama orang lain yang menurut kita (wallahu alam), kita merasa lebih dari orang tsb.
Cinta itu bikin kita lebih bahagia...
Ga salah kalau cinta emang bikin bahagia. Di samping dari aktivitasnya, ternyata kebahagiaan ini pun dipengaruhi oleh hormon dalam tubuh seseorang. Beberapa di antaranya yaitu dopamine, fenylethilamin, endorpin, adrenaline, vasopresin, oxytocine, peptida, dll.
Seperti sebelumnya, cinta itu addicted. Nah yang bertanggung jawab atas hal ini tuh hormon dopamine. Kalau kita uda ketemu kecengan sehari aja, pasti besoknya ngebet pengen ketemu lagi, kebayang terus wajahnya, orangnya, dll. pokoknya pikiran kita sulit untuk terlepas dari si dia. Dopamine juga menyebabkan kita merasa gembira. Oleh karena itulah kita merasa senang, merasa bahagia ketika sedang bersama dengan di dia.
Tau kan efek dari narkoba? ya dopamine juga seperti itu. Bagi kawan-kawan yang sudah merasakan... pasti kerasa dong: jadi tambah semangat dalam bekerja, masalah seolah cepat terselesaikan, depresi ngilang, lari bisa lebih cepet, dll.
Nafas berdetak begitu cepat, jantung deg-degan? itu mah kerjaannya hormon feylethilamin dan adrenaline. Bikin kita capek ga jelas. Pernah ngerasa jadi males makan atau minum... ya males ngapa-ngapain deh. Ini karena kedua hormon tsb. menghambat nafsu makan dan memperlambat proses pencernaan kita. Apalagi bagi wanita-wanita, kadang-kadang bisa turun beberapa kg dan jadi males nambah berat badan.
Hormon endorpin juga cukup berbahaya. Kalau kita sedang galau terserang cinta, kadang-kadang kita senyam-senyum sendiri bikin temen-temen bingung keheranan. Kalau gak salah di dalam cokelat juga terkandung endorpin. Endorpin hampir sama dengan morphine, narkotika lagi, dimana kita terkadang bisa merasakan sakit yang berlebihan atau bahkan tidak merasakan sakit sama sekali (masih dalam keadaan gembira). Ya mungkin bisa terbayang kan, belum apa-apa uda jealous, dll.
Kalo vasopresin lebih menekan pada sekresi air. Hampir sama dengan hormon antidiuretik yang mengatur laju keluarnya urine. Lalu ada oxytocine yang merupakan salah satu hormon kepuasan. Umumnya muncul ketika pasangan saling berpegangan tangan, berpelukan, dll. Hormon peptida juga hampir sama dengan oxytocine, masih berada di bidang kepuasan.
Utamakan jaga diri kita ya. Cinta itu bahaya kalau ga dijaga baik-baik. Sebelumnya saya pernah mendengar seseorang yang mati konyol cuman gara-gara cinta, mau itu gantung diri, loncat dari jembatan, gedung, atau apapun itulah. Mungkin efek dari hormon yang tidak seimbang dan kelewat dosis produksi bagi tubuh.
Menurut psikiater dan asisten klinik psikiater di University of California San Francisco School of Medicine, Dr. Thomas Lewis, dalam bukunya yang bertajuk A General Theory of Love mengatakan, “jatuh cinta memang bukan merupakan fungsi otak, jatuh cinta itu lebih merupakan fungsi saraf “. Jadi tidak heran kenapa orang yang jatuh cinta kerap melakukan hal-hal bodoh, karena mereka -mungkin- "bekerja" tanpa menggunakan otak.
nah... sekarang saatnya evaluasi
sudah sejauh manakah kita mengenal apa itu cinta?
bagaimana implementasinya?
gimana sih cinta sejati itu?
Caranya dapet cinta sejati gimana?
hubungan cinta ama orang tua uda sampe mana nih?
apalagi sama Tuhan gimana?
namun yang saya paparkan di atas hampir sebagian besar merupakan cinta pada lawan jenis (hehe...). Tapi pernah kerasa gak sih? kok sama orangtua sendiri ga deg-degan apalagi kalo berhadapan sama Tuhan.
Asumsi saya sih, mungkin karena dalam keluarga kita memiliki feromon yang serupa sehingga tidak menarik perhatian sebagai pasangan, namun ketahuilah kasih sayang dan cinta mereka tetap lebih besar daripada pasangan atau kecengan kita saat ini. Kalau sama Tuhan, cinta kita itu ga ada apa-apanya dibandingkan dengan cinta Tuhan kepada kita. Jadi emang level-nya uda jauh banget sejauh-jauhnya.
Saya kembalikan lagi kepada masing-masing pembaca karena yang mampu menjawab pertanyaan di atas hanya Anda sendiri. Jangan bergantung pada orang lain, jangan ikut-ikutan, semuanya ada pada diri kita. Ilmu, teori, aplikasi, argumentasi orang lain hanyalah guide bagi kita untuk lebih memahami, menggali dalam memperoleh cinta yang hakiki.
Semoga bermanfaat, kasih tau teman-temannya apalagi sobat-sobatnya. Jangan sampe jatuh ke hal yang cuman mengatasnamakan cinta dalam kepuasan saja. Mohon kepada Tuhan agar dilindungi dan mendapatkan cinta sejati yang diridhai oleh-Nya.
referensi:
Http://yogapw.wordpress.com
google.co.id/search?q=love
referensi gambar:
google.co.id/search?q=love