Rabu, 06 Juni 2012

Transit Venus 2012

wah, katanya tanggal 6 juni ada transit venus. Kabar dari internet dan beberapa surat kabar hingga berita pun sudah menjamur. -__-a


Ketika Kuro bangun pagi, lalu melihat salah satu berita di Kompas. Tak sengaja melirik pada news bertopik sains. Yup benar, tidak salah lagi, berita mengenai "Transit Venus". Lanjutnya, kita dapat mengamati secara jelas di beberapa daerah di Indonesia. Di Bandung sendiri kita dapat mengamati di Boscha, sayangnya momen ini hanya diperbolehkan untuk penelitian saja. Nah, jika ingin melihat secara langsung, masyarakat bisa mengunjungi ITB untuk melakukan pengamatan bersama HIMASTRON, Himpunan Mahasiswa Astronomi ITB. Karena cukup menarik (dan mumpung gak jauh), Kuro bergegas ke TKP. Kapan lagi coba?

Sesampainya di sana, tepatnya selasar Oktagon dan TVST, himpunan astronomi masih melakukan persiapan pengamatan. Kuro melihat tiga teleskop yang sudah diarahkan ke arah matahari. Cuaca cukup mendukung, tapi masih persiapan? ya kuro jalan-jalan (+ makan) aja dulu. Balik lagi, orang-orang, kebanyakan mahasiswa, sudah mulai berkerumun. Kuro ikut nguping info-info yang dipaparkan oleh himpunan. Tak lupa mereka beri selebaran tentang info transit venus.

Jadi begini infonya (rada copas dikit sih)


Apa sih Transit Venus?
Benda-benda langit beredar menurut orbitnya masing-masing. Bila dilihat dari bumi, akan ada fenomena dimana satu benda langit tampak menghalangi benda lainnya. Ada 3 jenis pembagian fenomena tsb.:
* Gerhana
   Benda yang menutupi dan ditutupi ukurannya tampak hampir sama.
* Okultasi
   Benda yang menutupi ukurannya tampak lebih besar dari yang ditutupi.
* Transit
   Benda yang menutupi ukurannya tampak lebih kecil dari yang ditutupi.

Transit Venus adalah peristiwa saat planet venus menutupi piringan matahari. Transit venus merupakan peristiwa langka yang hanya terjadi 2 kali dalam 1 abad. Di bandung sendiri transit venus kali ini terjadi pada  rentang pukul 5.14 - 11.48 pagi.


Cara Pengamatan Transit Venus
Ada berbagai macam cara untuk mengamati transit venus. Hal yang paling penting adalah jangan melihat Matahari langsung dengan mata telanjang, karena itu sangat berbahaya.
Beberapa cara yang aman antara lain:
1. Menggunaan kacamata Matahari
    menggunakan filter yang baik, jika kita melihat suatu objek yang terang, maka yang terlihat hanya objek tersebut, objek lain di sekitarnya tidak terlihat.
2. Pinhole rejector
    Alat ini dibuat dari tabung panjang, bagian atas diberi lapisan Alumunium Foil, kemudian diberi lubang kecil, bayangan matahari bisa kita lihat di bagian sisi tabuhng yang lain.
3. Proyeksi teleskop
4. Sun funnel, Sunspotter
5. Teleskop dengan filter matahari
6. Melihat streaming video yang dilakukan oleh beberapa lembaga yang melakukan pengamatan





Sepenggal sejarah transit venus di Indonesia
    Kisah ini diawali di akhir abad ke 18, ketika itu ada persoalan hebat yang harus dipecahkan. masalah terbesar itu tidak lain adalah penentuan jarak bumi-matahari. Konstanta yang satu ini begitu fundamental bagi sistem heliosentris yang diajhukan oleh Copernicus. Pada tahun 1761, Edmun Halley (Inggris), muncul dengan metode paralaks matahari yang mengacu pada 2 kejadian, yaitu transit venus pada tahun 1761 dan 1769. Dan dapat disimpulkan bahwa Kepulauan malaya adalah tempat yang tepat untuk mengamati transit venus dari kontak awal hingga kontak akhir. Halley pun merekomendasikan Batavia (saat ini Jakarta) di Pulau Jawa sebagai tempat terbaik untuk melakukan pengamatan transit venus, maka para astronom pun mengarahkan perhatiannya pada transit venus di 1761.
   Pada tahun 1760, Joseph Nicholas Delisle (astronom Perancis) menulis surat pada Dirk Klinkenberg (astronom Belanda) untuk meminta bantuan pemerintah Belanda dalam hal transportasi dan penempatan untuk pengamatan transit venus, mengingat saat Hindia Belanda berada di bawah kekuasaan VOC. namun pada akhirnya Delisle tidak jadi melakukan pengamatan di Batavia, pemerintah Belanda memutuskan yang melakukan pengamatan adalah seorang ahli yang sudah ada di Batavia saja, akan tetapi orang yang dipercaya, Letnan Pieter Hermanus Ohdem, sudah pulang ke Belanda di musim panas tahun 1760, maka calon selanjutnya adalah Gerrit de Haan, kepala departemen pemetaan di Batavia, bersama Pieter Jan Soele (Kapten kapal VOC) sebagai asisten, keduanya ditugaskan untuk melakuakn pengamatan tersebut. Mereka memilih melakukan pengamatan dari pantai di tanah milik Pendeta Johan Mauritis Mohr. Mohr bukanlah pendeta biasa, ia juga seorang penerjemah yang diminta untuk menerjemahkan peta pengamatan transit venus dari Delisle yang menggunakan Bahasa Perancis.
   Setelah pengamatan transit Venus tersebut Mohr mulai dikenal sebagai seorang "astronom". Mohr membangun sebiah observatorium pribadi di Batavia dengan instrumen terbaik pada masanya.
   Tanggal 3 Juni 1769 Mohr melakukan pengamatan transit Venus di Observatorium pribadinya. Namun pada saat itu langit diliputi awan dan Matahari sama sekali tidak terlihat. Saat itu transit venus telah dimulai 4 jam sebelum matahari terbit. Pemngamatan itu tidak begitu berhasil karena pada 2 jam pertama Matahari tertutup awan dan Matahari pun mulai terlihat cerah di langit pada pukul 8 pagi.
   Pada bulan Oktober 1775, Mohr meninggal karena masalah kesehatan dan tahun 1780, lima tahun setelah Mohr meninggal Observatorium pribadinya itu mengalami kerusakan hebat akibat gempa yang meninggalakan puing-puing. Sampai dengan tahun 1920-an, jalan tempat Observatorium pribadi Mohr dibangun masih ada dan dikenal dengan nama Gang Torong yang berasal dari kata toren.


Lebih kurang seperti itulah isinya (sisanya jadwal pengamatan transit di tiap daerah Indonesia).


Ini nih salah satu fenomena yang jarang sekali ditemukan.  Sayang sekali jika tidak amati. Pasalnya, transit venus tersebut merupakan yang terakhir terjadi bagi kita-kita. Kemungkinan transit lagi pada tahun 2117 ,mungkin anak cucu kita kali ya (-_-"). Memang tidak ada pola yang pasti karena polanya loncat-loncat namun umumnya berulang tiap 8 tahun dan 115,5 tahun. Untung saja zaman sekarang sudah ada teknologi streaming yang canggih, jadi dapat mengamati lagi meskipun tanggalnya sudah terlewat. Tapi sayang juga untuk dilewatkan, untung kuro lihatnya live. hehe...

berhubung gak memfoto, kuro sedikit googling dan sepertinya sudah ada yang mengupload, baik dari orang yang mengamati, himastron, maupun site berita di internet.







gambar paling bawah memang bukan yang kuro lihat dengan teleskop, tapi gambarnya hampir mirip & cukup mewakili.



Tenang saja kawan-kawan... Momen astronomi lain pasti akan muncul beberapa bulan/tahun lagi tapi kuro gak tahu pasti momen apa yang bakal muncul dan apa yang akan terjadi. Biarkan ilmuwan dan para astronom yang menguak dan kitalah yang menangkap ilmu + ikut mengalami momen tersebut sekali seumur hidup.

Sekali lagi kita mengamati kebesaran Sang Pencipta jagat raya ini. Ketahuilah ribuan aktivitas semesta terjadi di luar sana tanpa sepengetahuan dan jangkauan ilmu + instrumen yang kita miliki.
Untuk kita tafakuri, untuk kita renungi, untuk kita pelajari.







sumber
brosur HIMASTRON (by: Isna K; Listya Dara S.P; Dhimaz Gilang R.)
inilahjabar.combandung.detik.com
http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/06/1338971851845053597_300x307.5.jpg
http://www.pikiran-rakyat.com/ffarm/www/imagecache/625x350/ffarm/www/2012/06/06/VENUS1.jpg
http://lh5.ggpht.com/_VysmnZmHmsk/TPyaeq2qYDI/AAAAAAAAAOU/LexIyg1Zpus/DSC_0986.jpg
http://www.amyrobb.com/Night-Sky/Misc-Astronomy/Sun-Funnel/i-kCxpcwx/0/M/IMG5611-M.jpg


referensi
http://bandung.detik.com/read/2012/06/06/102706/1933975/486/himastron-itb-amati-transit-planet-venus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar